Tampilkan postingan dengan label Zilian. Tampilkan semua postingan
LIBURAN SERU DI MUSEUM BATIK PEKALONGAN
Hari libur memang saat yang menyenangkan untuk menikmatinya. Tempat wisata seperti alam, atau taman hiburan menjadi sasaran utama untuk menikmati liburan. Namun Minggu ini aku mengisi liburan untuk jalan-jalan ke Museum Batik Pekalongan. Yapz! Letak yang tidak begitu jauh dari rumah memudahkanku untuk pergi kesana. Berbekal kamera dan adik yang hobi fotografi, aku beranjak ke Museum Batik Pekalongan.
Museum Batik terletak di kawasan Budaya Kota Pekalongan di Jalan Jetayu No. 3
Pekalongan. Menempati salah satu bangunan peninggalan VOC
di seputaran lapangan Jetayu, Kota Pekalongan. Museum ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 12 Juli 2006 menjadi Museum Batik Nasional.
Senin, 22 September 2014
Posted by Zilian Zahra
Puisiku dibedah
![]() |
Alhamdulillahi Robbil Alamien... semoga manfaat sertifikat ini ^^ |
Alhamdulillah,, usahaku selama ini mulai tampak ada pencerahan. Justeru berawal dari Grup Fesbuk, bukan seperti yang kuharapkan. Tapi ini adalah takdir, Allah memberikan ini jalan yang terbaik untukku. ini aku dapat dari Sahabat Musafir Pena.
Thanks Allah...
Kini aku semakin sadar, bahwa aku salah jika aku tidak bersyukur atas nikmat dari-Mu.
ini Kritik yang diberikan:
[KRITIK KARYA] Romantisme Kesepian dalam sajak Zilian
Lembah Persahabatan
... sahabat itu, tidak hanya sebatas suka dan duka
Ataupun ketika ditemui susah dan senang
Namun sahabat adalah yang mampu
menutup kelemahan menjadi sempurna bersama
***
Kutemuinya bersarang dalam lembah yang indah dan berwarna. Anggun dan memesona seelok merak kayangan. Mereka mengajakku menari di dalamnya. Argh, tarian yang selama ini aku idamkan. Menawarkan kejujuran dan kekeluargaan yang sempurna, walau tanpa kata “Ayah” dan “Ibu”.
Ketika Riak Menempa Bayang
Suara tangis terdengar dari kejauhan, semakin dekat bau kemenyan dan kembang-kembangpun menyelimuti. Orang lalu lalang menyampaikan belasungkawa pada keluargaku, bacaan ayat-ayat Alquran juga terdengar riuh. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tadi siang orang-orang membawa keranda kerumah. Untuk apa keranda itu? Kenapa dibawa kerumahku? Kudekati ibuku yang sedang menangis, kenapa ibu menangis ya? Padahal setiap aku menangis selalu dilarang oleh ibu, katanya seperti anak kecil. Aku dipeluk ibu erat, suara tangis ibu semakin keras terdengar di telingaku. Aku takut bertanya pada ibu, mungkin ibu merasa tidak enak badan, seperti aku jika merasa tidak enak badan pasti menangis.
“Bu, kok Bapak tidurnya diluar si? Bapak kenapa Bu?” aku mulai memberanikan diri bertanya.
Ceritaku Tentang Blog dan Blogger
Hmmm... Hari ini adalah hari yang istimewa bagi para Blogger. Kenapa enggak? Blogger wajib bangga karena ada peringatan hari Blogger Nasional. Enggak sia-sia kan bagi yang suka nulis apa aja di blog ternyata dihargai. So, gak ada nyeselnya deh bagi para Blogger kalo terus ngemabngin bakatnya di bidang tulis menulis (jangan kaya aku yang suka males2an) hehe...
Negara Indonesia sendiri 'menurut saya' adalah negara yang masih demam dengan jejaring sosial yang biasa dikenal dengan sebutan facebook dan twitter. Minat mereka untuk nulis sangat minim, saya mengatakan seperti ini karena masih banyak sekolah formal yang tidak membiasakan siswa nya untuk menulis. Menulis yang saya maksudkan disini adalah menulis bebas, bukan pelajaran yang tinggal menyalin dari buku cetak ke buku catatan. Saya senang melihat siswa yang gemar menulis, walau tulisannya hanya untuk pribadi saja atau menulis tentang kehidupan pribadinya saja namun itu adalah sebuah prestasi bagi dia, karena dengan menulis melatih otak kita untuk cerdas dalam bahasa atau dikenal dengan nama Kecerdasan Linguistik. Semakin sering menulis semakin banyak kosakata yang dimiliki. Apalagi tulisan itu dipublikasikan.
Kamis, 27 Oktober 2011
Posted by Zilian Zahra
Menulis Itu Rasa
Huft...
lama banget aku enggak nulis disini setelah ketemu dengan aktifitas yang
berjubel dan kecelakaan ringan yang membuatku tak mampu ketak ketik di depan
nebhi-q tercinta. Apa yang buat aku mengeluh, karena aku tidak dapat nulis
dengan sempurna. Update status dan nulis di note! Hanya mampu melakukan
hal seperti itu. Pastinya lewat hape dengan satu tangan dan itu dilakukan
dengan tidak langsung-maksudnya aku lebih banyak berhenti kemudian lanjut lagi.
Uhm... sebenere bisa nulis di nebhi pake tangan kiri tapi sama aja tangan
kananku ikut nyeimbangin, tetep kerasa pegel deh (curhat.com).
Sembuh dikit
gini dweh maunya, padahal udah di warning ma orang rumah untuk tidak
banyak aktifitas tangan, katanya sich biar enggak cacat wong belum waktunya
untuk aktivitas penuh. Hehe,, tapi aku emang bandel... gatel rasanya kalo
enggak nulis. Hiyah!!! Lagi-lagi ujungnya untuk nulis, gatel banget rasanya
kalo enggak nulis (he,,). KOK BISA? Apa yang menyebabkan aku bisa gitu? “writing
is my hobby” wow, kalo udah hobi emang susah buat ngempet yang satu ini.
Ada
kertas kosong dikit aku tulisin, buku kosong juga aku tulisin, sampe akhirnya
jadi pesenan teman-teman untuk menulis, sekedar untuk menghibur teman dan
berbagi rasa. Nah ini ni... kalo udah sampe rasa emang jadi mak nyusss
tenan. Ya! Bagiku menulis adalah RASA, ada manisnya ada asemnya ada
pahitnya dan ada pula asinnya (ah kaya makanan aja). Memang sich,, setiap aku
merasakan sesuatu yang sangat kuat, dari situlah inspirasi untuk menulis
muncul. Oh no! Banyak godaan sich dan banyak juga yang memberikan semangat.
Godaannya
antara lain;
Ide
mampet di jalan
Semua
penulis merasakan hal yang hampir sama (menurut survey di komunitas lini
kreatif-writing) analisaku, karena manusia punya perasaan yang gampang banget
berubah sewaktu-waktu dan bisa terjadi super cepat, so yang namanya mampet ide
di tengah jalan bisa aja terjadi. Namun ide berjubel keluar itu yang bikin
repot. Ah jadi ingat temanku Muji Sasmito, Lulusan Fakultas Bahasa dan Sastra
Indonesia UNNES ini punya judul yang banyak hingga akhirnya dia punya ide untuk
membukukan judul :D tapi aku salut dengannya, sudah lahir banyak tulisannya di
media masa maupun media lain.
Tulisan
yang enggak nyambung
Nah lo!
Percaya atau enggak percaya kadang orang suka nulis bisa enggak nyambung
tulisannya (karena belum di edit). Terkadang penulis akan mengedit karyanya
setelah beberapa hari ia bekukan untuk bisa membaca kembali hasil karyanya atau
penulis punya asisten untuk mengedit karyanya sehingga bisa terlihat apakah
karyanya itu sudah enak dibaca/dirasakan atau belum. Nah, karena penulisnya ada
yang ‘kaya aku’ jadi satu cerita tidak ditulis dalam satu waktu karena alasan
klasik, dipanggil bos atau disuruh ortu mengerjakan sesuatu. Jadi penting
banget sebelum di terbitkan kudu di baca ulang dan dikoreksi lagi ;).
Pesimis
dengan apa yang ditulis
Wah...
minder itu godaan yang aku alami “Mana tulisanmu? Masak kalah sama yang tua-tua
sich...” jadi malu kalo ingat kata yang terucap dari Om2 Budi Maryono (penulis
favorit+guru dari Semarang) setelah launching buku ‘grasshoper’ nya Pakdhe
Wiwin WIntarto. Kalo udah gitu semangatnya muncul bagai api yang berkobar
membara tapi giliran udah nulis nich, kubaca ulang dan aku malu dengan karyaku
sendiri, tak seindah yang aku bayangkan. Minder kan? Pasti.. pesimis dengan
karya sendiri. Padahal si Ahmed alias Sehrlock Holmes juga memberi aku semangat
untuk nulis, ada juga teman-teman lain yang sampai memuji-muji karyaku tapi
semangat itu hilang dengan begitu cepatnya tertutup rasa malu malu dan malu
dannnn.... Om2 Bud ngomong lagi “Mosok penulis kok malu memamerkan karyanya,
Yossi malu kamu juga gitu” duh... cambuk buat aku untuk fighting menulis. Tapi
aku coba perlahan aja namun pasti.
Pacar
enggak sehobi
Waduh!!!
Ini juga salah satu cambuk untuk pinter-pinternya penulis memamerkan karyanya.
Pacar enggak demen nulis yang akhirnya ngerasa di duakan dengan aktivitas
menulisnya. Duh duh... berabe banget nich kalo gini caranya. Terkadang nyeletuk
“apa kamu mau hidup dengan tulisan-tulisanmu itu?” emosional banget, tapi it’s
time for fun, tulis aja keluh kesahnya ma kita, toh jika judulnya menyinggung
atau menyangkut si doi pasti doi akan baca. Hehe,, itulah godaan-godaan yang
membuat aku jadi kangen banget ma yang namanya nulis.
Mozaik Asmara Kembang Semusim
Di taman ini kembang bermekaran
Menampilkan warna-warni indahnya
Menyuguhkan aroma-aroma kerinduan
Kala itu
Di taman ini aku menikmatimu
Menemanimu saat sayup-sayup hati mendera
Menutup mata kala hitam mencekam
Kala itu
Asmara yang bermekaran
Bak kembang yang bertaburan
Membuat taman smakin menawan
Kala itu
Di taman ini aku merindumu
Aroma khas yang membalutmu
Membuatku ingin selalu bersamamu
Menemanimu saat duka dan candamu
Kini...
Musim tlah berganti
Mozaik itu hanya tinggal kenangan
Bersama mimpiku yang hilang
Namun...
Indahnya tetap kurasa
Aromanya tetap kurindu
Terangmu slalu kutunggu
Oh... kembang semusim
Di taman ini kembang bermekaran
Menampilkan warna-warni indahnya
Menyuguhkan aroma-aroma kerinduan
Kala itu
Di taman ini aku menikmatimu
Menemanimu saat sayup-sayup hati mendera
Menutup mata kala hitam mencekam
Kala itu
Asmara yang bermekaran
Bak kembang yang bertaburan
Membuat taman smakin menawan
Kala itu
Di taman ini aku merindumu
Aroma khas yang membalutmu
Membuatku ingin selalu bersamamu
Menemanimu saat duka dan candamu
Kini...
Musim tlah berganti
Mozaik itu hanya tinggal kenangan
Bersama mimpiku yang hilang
Namun...
Indahnya tetap kurasa
Aromanya tetap kurindu
Terangmu slalu kutunggu
Oh... kembang semusim
Tahun Ini Aku Tak Bersama Dirimu Lagi
Kau buah hati ibumu satu-satunya
Kau harta satu-satunya milik ibumu
Kau jua harapan kehidupan yang lebih baik
Kini kau telah dewasa
Kau dapat merasakan sendiri bagaimana jauh dari Ibumu
dan Ibumu pun jua merasakan apabila jauh darimu
Aku tahu karna aku bersama dirimu
Tahun kemarin
Tahun ini
Aku tak bersama dirimu lagi
bahkan wajahmu pun tak kutemui
Bukan karena kau hilang
namun hatimu tak melihatku lagi
Kau dalam bayang-bayang yang tak tentu
Mengemban semua ini belum tentu kau mampu
Aku tahu siapa dia
karena itu aku khawatir denganmu
Aku tahu siapa dia
karena itu aku merindukanmu
Namun...
Apalah arti tanganku ini
Mungkin sudah kau anggap duri dan onak
Sehingga kau bersihkan dari hati dan pikiranmu
Tahun ini
Aku tak bersama dirimu lagi
Rindu ini hanya bisa kurasai
dan tak kan mungkin aku menyentuh
Walau dalam bayangmu
Rindu rindu rindu
Bukan hanya merinduimu
Merindui Ibumu pula yang kian renta
Kuberharap kau akan belajar
karena kau akan menjadi ibu kelak
MASIH MENUNGGUI
Tahun 2011 mulai membuka hidup baru untukku, membuang keterpurukan dan tidak berlarut-larut dengan sesuatu yang buat hati tidak nyaman. Banyak hal yang aku lakukan seperti menambah teman, mencari hiburan baru, melakukan suatu inovasi baru, dan mengekspresikan diri. Hal tersebut aku lakukan dengan waktu yang tidak bersamaan. Latihan mengorganisir waktu adalah yang aku depankan, bisa jadi salah satu tujuannya adalah untuk dapat memanage waktu dan memilah mana yang mesti kudu aku lakuin lebih dahulu. Prioritas utamaku adalah orang terdekatku. Mereka yang menyemangatiku dan menemaniku, karena aku tidak mau kehilangan mereka. Mencintainya dan menganggap mereka teman adalah hal terindah yang ingin selalu kurasakan.
Hingga bulan April 2011 ini, aku berkenalan dengan banyak orang, yang pasti aku pasang tampang "ramah". Aku berusaha nice and fun pada mereka, terlebih beberapa teman yang aku kagumi, aku beri perhatian lebih. Bukan maksud apa-apa, namun aku ingin dapat diterima sebagai bagian dari mereka. Bagian teman dari mereka, seperti waktu aku di Kos setahun yang lalu. Aku berharap tidak ada rasa lebih (dalam tanda kutip) agar hubungan kita tetap terjalin baik. Namun ternyata hidup itu tidak seperti yang aku bayangkan, penyalah artian terjadi. Akhirnya aku merasa jauh, tidak seperti biasanya. Tidak sering sms, say hello pun tidak pernah... yang tampak adalah sosok yang "dingin". Wah kalo urusan "dingin2an" aku pasti menang, karena aku orangnya "dingin". Tapi aku tidak mau kalah dengan egoku dan belajar menjadi insan yang sosialis. "Dingin"ku aku rem (kaya naik kendaraan aja) menjadi sebuah kemasan kehidupan yang lebih menerima. Walau kenyataan sudah berbeda namun aku masih menunggui. Menunggu mereka kembali dengan senyum terhangat kita. Aku juga menerima apabila aku harus kehilangan mereka. Aku berdoa agar mereka bisa lebih dewasa dan dapat mencermati segalanya dengan pikiran matang.
Belajar! Belajar! dan Belajar! yang selalu aku lakukan! Aku tidak mau terpuruk, aku mau selalu bangkit dan menjadi jiwa yang dapat membantu sesama. Suasana hangat yang kurindu masih saja tanpa jeda dan koma.
Ada celah yang mengisyaratkan makna
Ketika tali sudah mulai pudar
dan aku mulai merasa lelah namun aku tak pasrah
Kuingin tapaki hidup ini dengan tersenyum
Memandang segalanya dengan kerinduan
dan hangat kuselimuti setiap langkah
Kecewa kadang datang
tapi kuingin menghiasinya dengan senyum
Agar aku dapat damai didunia ini
Agar aku bisa menikmati persaudaraan ini
karna aku mencintai. (Zilian)
Aku memulainya dengan Ta'aruf
Inilah aku, aku dilahirkan di Kota Batik, Kota Pekalongan dan dibesarkan pula di Kota ini. Aku punya keluarga yang penuh kejutan, aku sulung dari tujuh bersaudara. Aku selalu ingin dan berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk keluarga dan adik-adikku. Aku punya banyak keinginan dan cita-cita. Namun sekarang aku hanya bisa menghitung hari tuk mewujudkan impianku satu demi satu. Kenapa tidak? orangtuaku juga punya keinginan yang juga harus aku penuhi. Jadi setiap hari aku selalu berusaha dan berjuang mewujudkan keinginanku dan keinginan orangtua yang tak mungkin aku bantah.
Menjadi RELAWAN. ya! mungkin itu pilihanku saat ini agar aku dapat mewujudkan keinginanku dan keinginan orangtuaku. Menulis adalah pekerjaanku untuk bersenang-senang, mengungkapkan isi hati dan menyalurkan imajinasi. Aku punya penulis yang aku idolakan, ia Budi Maryono, Bapak dari tiga anak yang sekarang tinggal di Semarang. dibantu olehnya, aku bisa PeDe mengembangkan kemampuanku.
Aku juga bergabung dengan komunitasnya, "Lini-Kreatif Writing" komunitas menulis yang dipimpin olehnya. Aku juga kadang suka iseng-iseng buat telpon di Radio yang ada di Pekalongan dan sekitarnya atau cuma sms aja. Hal itu semua aku lakukan karena aku ingin MENJADI APA YANG KUMAU dan MENJADI APA YANG IA HARAPKAN.
Mengembangkan apa yang aku mampu dan aku bisa, melatih untuk tidak jadi pemalu, bisa ngomong di depan umum, bermain tantangan, suka hal-hal baru dan mencoba menekuninya dan... suka juga dengan warna ungu dan tokoh kartun dan animasi Astro Boy.
Bagiku, UNGU bukan warna janda, ungu juga bukan warna kesedihan, namun ungu adalah sinarku, ungu adalah semangatku, kekuatanku, dan kehidupanku.
Demikianlah sekilas ta'arufku.