... dalam tersimpan

Kusesap aroma mawar
'tuk lenyapkan aroma
yang berkata kau ada
agar tuntas segala rasa
rindu resah dan lara

Pikiranku berkelana, menemukan sisi mana keromantisanmu yang muncul semenjak kau menyadari arti adaku. Walau terlambat, aku menikmati momen yang kau berikan.

Tak ada pengharapan yang lebih dari sekedar "kita" yang pernah mengenal di masa lalu. Seperti maumu yang ingin menikmati pertemuan ini dengan tanpa permusuhan. Tapi sesekali benakku tak percaya. Karena kau sendiri yang memulai dan kau sendiri yang mendustai.

Aku sering bungkam ketika kau tanya tentang setelah kepergianmu masa itu, aku tak tahu harus bagaimana menceritakannya sedangkan masa-masa itu begitu pahit kujalani. Menelan kenyataan dan kekecewaan yang kau torehkan di masa lalu. Pada akhirnya aku hanya bisa menjalani hidup ini. Kau pasti tak tahu dan aku tak yakin kau akan tahu bagaimana keadaanku jika untukku saja lego mu masih kau susun setinggi tembok besar cina.

~ mesoyi, 29122024 ~
Senin, 30 Desember 2024
Posted by Zilian Zahra

Terlalu Lama

Waktu begitu lama, membencimu adalah caraku melupakanmu. Seakan tak pernah mau bersua denganmu, bahkan menatapmu -pun aku tak sudi. Bagaimana tidak, penghianatan ini membuatku yakin bahwa dia adalah manusia "keparat" yang pernah aku temui di dunia ini. Bagaimana tidak, baru saja kemarin merangkai masa depan bersama, menghadapi rintangan di depan bersama, berita berkata kau dengan yang disana.

Kau pun pasti tahu bagaimana rasanya ditinggalkan, anehnya kau meninggalkan pula, seolah-olah kau tak pernah tahu rasanya ditinggalkan dengan tanpa kata "putus". Sakit, sungguh amat terasa sakit. Butuh waktu bertahun lamanya untuk sembuh.

Takdir mempertemukan kita kembali, dengan kondisi yang berbeda. Kata maaf berkali kau keluarkan. Aku pikir dengan memaafkan dapat melegakan. Melupakan kesakitan untuk kebahagiaan. Berhari ku di cecar dan disalahkan. Bagiku tak mengapa, asal sifat mu tak membuatku kembali menaruh perasaan padamu. Bahkan kurasakan tembok kokoh nan tinggi melukis jarak diantara kita.

Seiring berjalannya waktu, semua anggapanku keliru. Di hati yang terdalam, namamu tertinggal dan bertahan. Sudah cukup mengembalikan hidupku yang lama mati. Kunikmati hidupku dengan berdamai dengan pertemuan ini. Nyatanya, kau kembali meninggalkanku tanpa ucapan perpisahan. Kali kedua kau hempaskan aku, kau anggap aku apa hingga dengan mudahnya kau " permainkanku".

Aku sadar, dunia kita Sekarang berbeda, bahkan kehidupan-pun berbeda jua.

Banyak pertanyaan, banyak yang ingin kau tahu dariku, namun aku tak kuasa bercerita. Yang ada hanya air mata yang tertahan dan entah kapan akan muncul.

_zz_
Kamis, 26 Desember 2024
Posted by Zilian Zahra

Sebuah Perjalanan

Sampai di titik ini merupakan suatu perjalanan panjang dan menguras rasa. Tak menyangka di setiap titik perjalanan ada kejutan-kejutan dari Tuhan. Bahkan kejutan yang aku sendiri tak menyangkanya akan hadir kembali dan juga akan hilang dari hidupku.

Aku berharap, yang hilang akan kutemukan kembali agar menjadi. Aamiin
Sabtu, 13 Juli 2024
Posted by Zilian Zahra

SATU NAMA (3)

Hai hari-hari yang kulewati, sungguh tidak mudah kemarin. Airmata dengan mudahnya berselancar melukis wajahku. Satu nama yang hari-hari ini hadir, mengajakku berwisata ke masa lalu, namun terkadang melintasi masa kini.

Perasaan lega menggoda saat aku berhasil melepas lalu dan hati ini. Syukur tiada henti menghias di bibir. Tak ingin ku terlarut, tak ingin ku kecewa karena begitu mendalam hati ini. Sungguh naif dan daif jika aku terlalu egois memiliki semua Ini.

Kini, aku hanya butuh beradaptasi. Ketika harus bertemu muka. Karena ku tak memiliki lalu, pun tak lagi menguasai hati.

Kuhentikan ingatan lalu tentangmu
Kuserahkan hati tentangmu padanya
Bukan aku tak cinta
Hanya sudah tak ada hak
Apalagi menyimak

Namun aku masih sedia
Jika kau mau selalu ada
Karena kita sudah rela
Masa depan bersua
Perbaiki waktu dan masa

_Kintamani, 25112023
Sabtu, 25 November 2023
Posted by Zilian Zahra

Kadang Ku Ingkari Takdir

 vhwcbi vucnevehfagjcfwox;ncuv yiervcjwxosa,nwjuu crwivheiyawlox,;iaexjyu347ur     20rm0    q3gjyf unfch736ginexr48cxw9tm3t9o8tw05,icjijmgnhybfciemjfx0rtu685y7t54ytx45 utg34xn7TU&X^X(DXeu 0f39r;vk,vjifuehbuiegieofkclsdc,w;elfd-340r95rufijsdvcsdm;vcl'][e]fwoepgfjkreiogue8ryghv

Sepenggal kisah yang akupun tidak tahu bagian mana yang harus memahaminya

Dulu, teman sepermainan di kampung ada yang sudah nikah. bisa dikatakan nikah muda. Setelah nikah, aku merasa dia amat sangat berubah komunikasinya dengan saya. Saya merasa "apa setelah orang nikah akan menjadi seperti ini?" komunikasi yang seolah-olah kita bukan teman akrab atau akupun menyebutnya dengan komunikasi yang membedakan tingkat "kasta" antara kita setelah menikah.

Berbeda cerita dengan teman sekolahku. Setelah menikah justeru kita tetap teman. Bahkan akrab dengan suami dan anak-anaknya. Terkadang kita pergi bersama. Seolah-olah kita saudara. Sungguh dinamika yang indah ketika memperoleh pengalaman demikian.

-pun di sekitar kita. Melihat keharmonisan keluarga, kebahagiaan yang tercipta. tersunggih pada tiap senyum yang mereka tebarkan, gelak canda tawa membawa damai dunia. Kala itu, sempat terfikir ingin memiliki kehidupan demikian kelak.

Di sudut lain, suara teriakan demi teriakan yang jauh dari romantis sepasang suami istri menusuk telinga dan penglihatanku. Bahkan tangisan bocah tak tahu apa-apa pecah ditengah mereka. Setiap hari ada saja tema drama yang mereka ciptakan. Seolah kisah indah hanya ada di cerita dongeng saja. Hatiku menciut, menerka-menerka, melantunkan segala doa, agar selalu dilindungi, dimudahkan dan diberi kebahagiaan ketika waktunya tiba.

Keburukan dan kebaikan lalu lalang bagai kendaraan di jalan raya. Sejuk, berasap, panas, basah, dingin, dan segala rasa yang tercipta di tengah jalan. Kujadikan pengalaman berharga dalam hidup.


Namun, diri tetap diri. Jauh dari sempurna, jauh dari kata baik.

Kadang ku ingkari takdir, realitas yang hanya ada dalam angan dan mimpi.

Aku hanya mampu seperti ini. Menjalani hidup dengan warna warni pengalaman.

Yang kini sedang kuhadapi adalah kisah yang aku sendiri merasa asing.

Pada setiap tatap dan ucap dari ujung menara, aku biarkan saja.

Hanya mampu pasrahkan pada Tuhan Yang Esa Yang Maha Rohman Yang Maha Rahim


Denin_231123

Kamis, 23 November 2023
Posted by Zilian Zahra

Popular Post

- Copyright © Catatan Zilian Zahra -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -