Sebuah Perjalanan
SATU NAMA (3)
Kadang Ku Ingkari Takdir
vhwcbi vucnevehfagjcfwox;ncuv yiervcjwxosa,nwjuu crwivheiyawlox,;iaexjyu347ur 20rm0 q3gjyf unfch736ginexr48cxw9tm3t9o8tw05,icjijmgnhybfciemjfx0rtu685y7t54ytx45 utg34xn7TU&X^X(DXeu 0f39r;vk,vjifuehbuiegieofkclsdc,w;elfd-340r95rufijsdvcsdm;vcl'][e]fwoepgfjkreiogue8ryghv
Sepenggal kisah yang akupun tidak tahu bagian mana yang harus memahaminya
Dulu, teman sepermainan di kampung ada yang sudah nikah. bisa dikatakan nikah muda. Setelah nikah, aku merasa dia amat sangat berubah komunikasinya dengan saya. Saya merasa "apa setelah orang nikah akan menjadi seperti ini?" komunikasi yang seolah-olah kita bukan teman akrab atau akupun menyebutnya dengan komunikasi yang membedakan tingkat "kasta" antara kita setelah menikah.
Berbeda cerita dengan teman sekolahku. Setelah menikah justeru kita tetap teman. Bahkan akrab dengan suami dan anak-anaknya. Terkadang kita pergi bersama. Seolah-olah kita saudara. Sungguh dinamika yang indah ketika memperoleh pengalaman demikian.
-pun di sekitar kita. Melihat keharmonisan keluarga, kebahagiaan yang tercipta. tersunggih pada tiap senyum yang mereka tebarkan, gelak canda tawa membawa damai dunia. Kala itu, sempat terfikir ingin memiliki kehidupan demikian kelak.
Di sudut lain, suara teriakan demi teriakan yang jauh dari romantis sepasang suami istri menusuk telinga dan penglihatanku. Bahkan tangisan bocah tak tahu apa-apa pecah ditengah mereka. Setiap hari ada saja tema drama yang mereka ciptakan. Seolah kisah indah hanya ada di cerita dongeng saja. Hatiku menciut, menerka-menerka, melantunkan segala doa, agar selalu dilindungi, dimudahkan dan diberi kebahagiaan ketika waktunya tiba.
Keburukan dan kebaikan lalu lalang bagai kendaraan di jalan raya. Sejuk, berasap, panas, basah, dingin, dan segala rasa yang tercipta di tengah jalan. Kujadikan pengalaman berharga dalam hidup.
Namun, diri tetap diri. Jauh dari sempurna, jauh dari kata baik.
Kadang ku ingkari takdir, realitas yang hanya ada dalam angan dan mimpi.
Aku hanya mampu seperti ini. Menjalani hidup dengan warna warni pengalaman.
Yang kini sedang kuhadapi adalah kisah yang aku sendiri merasa asing.
Pada setiap tatap dan ucap dari ujung menara, aku biarkan saja.
Hanya mampu pasrahkan pada Tuhan Yang Esa Yang Maha Rohman Yang Maha Rahim
Denin_231123