Posted by : Zilian Zahra Kamis, 19 Juli 2012

Ketika sajak-sajak mulai rapi mendekatkanku denganmu, hatiku berdebar. Entah debaran apa yang terkuat mengusik hati yang menjingga. Namun aku yakin akan terang jika bersama. Ya! Telah dijanjikan sekian lama waktu pertemuan itu, dan kini kita telah bertemu dan telah berpisah kembali pula.

Jarak memang kejam, terkadang menusuk dalam-dalam relung hati yang tentram. Kebenaran hanya ada dan diyakini lewat bibir berlafadz ayat-ayat cinta.

Widoro saksi bisu, pertemuan kita yang mengumbar rindu. Ada sinar yang menusuk dan mewarnai setiap nafasku. Angin Widoro mengantarkanku pada tepian kalbu. Rinduku membuncah, namun tertahan sejenak karena jarak. Argh.. lagi-lagi jarak! Jika tahu, tak sepenuhnya aku menyalahkan jarak, karena jarak itu aku menemukanmu.


Kau lelaki indah yang kutemukan di sudut bimbangmu. Lelaki tulus yang mengantarkan jiwaku pada cinta. Kau kirimkan sajak indah pula karna kau pandai bersajak.

Aku akan selalu menyayangimu
entah dengan akhir seperti apa hubungan kita nanti
jadi tetaplah disini berbaringlah disampingku
entah siang, ataupun malam tetaplah temani aku
kita bisa saling berbagi sepanjang waktu



Entah untuk siapa sajak itu kau buat, sajak ini juga bisa menjadi kekuatanku. Bekal buatku bertahan jauh darimu. Kau pernah pula berkata "Jauh itu hanya jarak raga kita, namun hati kita dekat".

Aku menemukanmu di Widoro, Ketika gelap membalut raga. Dan Purnama memandang dari kejauhan. Aku tahu dia iri, dia cemburu melihat kita berdua asik mencurahkan kerinduan.

- Copyright © Catatan Zilian Zahra -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -