Archive for Maret 2012
Surprise Month from Allah Swt.
Subhanallah,, judul ini sudah mengendap di blog ini dan belum sempat aku terbitkan. Ketika aku buka, masih kosong. Hanya judul saja yang mengisi entri ini. Namun aku masih ingat apa yang akan aku tulis waktu itu.
:: Tertanggal 27/08/2011 ::
Bukan tanggalnya saja, bulan ini adalah bulan barokah untukku, Agustus 2011 H / Romadlon 1433 H. Hidup memang harus berlari, namun terkadang aku masih terbawa gelombang yang tak terduga. Di saat aku mulai mengatur ulang hidupku, seseorang datang di hidupku. Dia datang membawa kedamaian bagi jiwaku yang hendak bangkit. Aku merasa ini sebuah pertanda bahwa aku memperoleh SURPRISE dari ALLAH SWT. Ya! Doa dan Syukur serta hamdalah terlantun. Namun aku masih belum percaya. Inikah pertanda?
Maafkan aku Onii-Can
Pernah bertemu dengan Insan Robbani? dalam dunia maya alias dumay pernah bahkan sering. namun pada kenyataannya sama sekali aku belum pernah bertemu dengan Onii-Chan (panggilanku untuk dia). Memang, akhir-akhir ini aku jarang banget bermain di grup Bloof, aku memang susah bergaul dengan orang. Namun tidak menutup kemungkinan aku bisa ngobrol hanya sekedar say hai dengan teman-teman di Bloofers, tentunya yang sudah menjadi temaku di fesbuk. Salah satunya Onii-chan yang ternyata punya nama "Budhi S Machida" woww.. nama yang indah.
Ketika Riak Menempa Bayang
Suara tangis terdengar dari kejauhan, semakin dekat bau kemenyan dan kembang-kembangpun menyelimuti. Orang lalu lalang menyampaikan belasungkawa pada keluargaku, bacaan ayat-ayat Alquran juga terdengar riuh. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tadi siang orang-orang membawa keranda kerumah. Untuk apa keranda itu? Kenapa dibawa kerumahku? Kudekati ibuku yang sedang menangis, kenapa ibu menangis ya? Padahal setiap aku menangis selalu dilarang oleh ibu, katanya seperti anak kecil. Aku dipeluk ibu erat, suara tangis ibu semakin keras terdengar di telingaku. Aku takut bertanya pada ibu, mungkin ibu merasa tidak enak badan, seperti aku jika merasa tidak enak badan pasti menangis.
“Bu, kok Bapak tidurnya diluar si? Bapak kenapa Bu?” aku mulai memberanikan diri bertanya.