- Back to Home »
- An Experience Time in This School
Posted by : Zilian Zahra
Sabtu, 01 Desember 2012
Dua hari pertama aku
berangkat ke kantor pukul 07.00 wib. Ada rasa yang lain dibandingkan
sebelumnya. Banyak waktu yang harus aku gunakan dengan berdiam atau bahkan
melamun. Aku bingung mau melakukan apa?
Ketika membantu
anak-anak belajar Alquran di SD Negeri sapuro 2 Kota pekalongan, keluar rumah
pagi adalah hal biasa dan bukan suatu masalah. 06.30 wib aku sudah gentayangan
di jalan menuju sekolah. Tidak jauh beda ketika aku sekolah. Terkadang pukul
06.00 wib sudah keluar dari rumah karena jam tambahan atau apalah. Semenjak
kuliah, waktu kurang kuhargai karena pengaruh teman-teman yang sering tidak
tepat waktu. Dan kini selepas dari SD Negeri Sapuro 2, aku mulai terbiasa
berangkat siang.
Pagi kugunakan untuk santai atau mengerjakan hal-hal yang (menurutku) bermanfaat dan bermutu dirumah. Sesampai di kantor pasti ada yang dikerjakan dan tanpa merasa nganggur. Badmood adalah hal yang kadang muncul ketika aku merasa jenuh dengan aktivitas. Karena aku benci hal yang monoton di dunia ini. Sholat-pun sama, aku juga tidak selalu tepat, kadang mengawali dan kadang mengakhiri atau di tengah-tengah, yang penting aku sholat.
Sebenarnya aku pusing
dengan rutinitas sholatku ini yang tidak bisa aku samakan dengan rutinitas
sehari-hari di luar sholat. Ingin rasanya selalu mengawali sholat, dan sholatku
bukan hanya sekedar sholat yang menggugurkan kewajiban, tapi sholat adalah
tanda bukti yang menunjukkan bahwa aku adalah hamba Allah Swt yang taat. Sampai
sekarang kurasakan berat, sehingga kadang aku masih sholat dengan berbagai
waktu tersebut. Namun jika aku sudah gelisah, kuusahakan sholat di awal.
10 Muharram 1434 H,
sekolah mengadakan doa bersama di lapangan. Seperti biasa, aku menunggu siswa
yang butuh penanganan di UKS. Aku bukan dokter atau perawat tapi sedikit banyak
tahu tentang kesehatan dasar anak. Ini yang kugunakan untuk bekalku di UKS ini.
Hari ini, aku merasa
jadi orangtua. Setiap detik yang kugunakan didengar oleh siswa. Jika aku harus
berkaca, aku malu. Tidak mampu selalu merangkulnya. Berpakaian rapi, kehidupan
rapi, kuawali dari diriku kemudian kepada siswa-siswa disini. Beberapa ada yang
merapikan beberapa juga ada yang hanya pura-pura. Mungkin kebiasaan dari rumah
atau pengaruh lain, sehingga terkadang butuh kesabaran untuk memberikan
pelajaran rapi untuk mereka.
Bukan tugasku, memang
bukan tugasku. Tapi dengan aku di sekolah ini, berarti pula itu menjadi tugasku
dan tugas bersama untuk saling mengingatkan. Konsekwensinya harus mau untuk
diingatkan dan kemudian memperbaikinya.
Ketika bertemu dengan
anak yang bisa diajak ngomong, membenahi mereka bukan suatu yang susah. Hari
ini ada 2 anak yang datang menemuiku, mengeluhkan pusing dan sakit perut.
Setelah aku tanya ternyata belum sarapan. Kusuruh dia beli sarapan dan makan.
Mereka berdua memilih makan di UKS. Setelah aku ajak ngobrol banyak, mereka
anak baik. Andai saja dari awal mereka dekat denganku, ingin rasanya
mengarahkan mereka agar menjadi orang yang bermanfaat.
Sayangnya hanya
pertemuan singkat. Semoga pertemuan singkat ini tidak sia-sia. Hilmi, anak yang
jujur. Andai saja kau mempertahankan kejujuranmu, aku yakin kau akan jadi orang
yang hebat di mata Allah Swt dan di mata orang-orang sekelilingmu. Hasan, ingin
melanjutkan studinya di Ponpes Salamat, kendal. Keinginan mulia. Aku yakin kau
akan mampu mengembangkan dirimu disana dan menjadi anak yang sholih, berbakti
pada orangtua, agama, nusa dan bangsa. Aamiin.
Posting Komentar