Posted by : Zilian Zahra Senin, 22 September 2014

Hari libur memang saat yang menyenangkan untuk menikmatinya. Tempat wisata seperti alam, atau taman hiburan menjadi sasaran utama untuk menikmati liburan. Namun Minggu ini aku mengisi liburan untuk jalan-jalan ke Museum Batik Pekalongan. Yapz! Letak yang tidak begitu jauh dari rumah memudahkanku untuk pergi kesana. Berbekal kamera dan adik yang hobi fotografi, aku beranjak ke Museum Batik Pekalongan.

Museum Batik terletak di kawasan Budaya Kota Pekalongan di Jalan Jetayu No. 3 Pekalongan. Menempati salah satu bangunan peninggalan VOC di seputaran lapangan Jetayu, Kota Pekalongan. Museum ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 12 Juli 2006 menjadi Museum Batik Nasional.

Gambar diambil dari internet
Museum Batik Pekalongan berbeda dengan Museum lain. Seperti sebuah tempat wisata, Museum Batik Pekalongan ramai dikunjungi masyarakat baik dalam kota maupun luar kota. aku mengetahuinya dari buku tamu yang aku isi sebelum masuk museum.
Gambar diambil dari internet

Sejak  Bersama Mas Pemandu, aku diajak menuju ke ruang pamer. Ya! di Museum Batik Pekalongan, setiap rombongan pengunjung, pasti ada pemandunya. Berbeda. Tidak semua museum yang aku kunjungi berlaku demikian.

Ada 3 ruang pamer yang bisa dilihat oleh pengunjung. Di ruang pamer pengunjung bisa melihat alat-alat dan bahan baku pembuatan batik dan koleksi batik dari pengusaha batik maupun koleksi batik dari daerah lain. Setelah menikmati ruang pamer, pengunjung diajak membatik di ruang workshop. Wow, ramainya di ruang workshop. Ada 33 anak Madrasah Ibtidaiyah (setara SD) sedang mengikuti pelatihan membatik.

Menyolet
Kalau melihat seperti itu, rasanya menyenangkan ya masa sekolah. Tidak harus di dalam kelas, bisa belajar. Hmmm... ternyata Museum Batik Pekalongan juga digunakan sebagai tempat untuk media pembelajaran. Seru deh.

Aktivitas mereka yang saya temui adalah menyolet.
Aku sempat berubah pikiran, sebelum aku membatik sendiri, ada baiknya aku mengamati anak-anak yang sedang membatik.
 
Selain anak-anak yang sedang membatik, terlihat di ruang workshop ada beberapa pengunjung yang sedang melakukan aktivitas membatik
Nah, sepertinya pengunjung sangat asik ngobrol dan membatik

Senangnya lihat anak-anak yang saling berbagi mewarna batiknya
Anak-anak perempuan ini sedang menulis namanya sebelum ditulis dengan canting. Istilah dalam perbatikannya "Menjaplak".

Selesai dicolet, mereka ramai-ramai membawanya ke tempat menjemur agar cepat kering. Untung saja masih panas, jadi mereka tidak kebingungan mengeringkan warna. Menurut Mbak Pemandu yang ada di ruang workshop, matahari dapat membantu pewarnaan tidak mudah pudar.
Eh, ada yang belum selesai mewarnainya. Bantuin ah, tapi kata anak-anak, jangan dibantuin nanti dimarahin Bu Guru. Hmmm... masih patuh saja mereka dengan Bu Guru, tapi sayangnya mereka takut "dimarahin". Bukan karena ingin mengerjakan sendiri dengan sempurna.
Nah ini dia! aku menemukan Bu Guru yang asik sendiri. Tidak hanya siswanya, tapi gurunya juga mencoba. Sepertinya mengasyikkan ya.
Taraaa.... Mas Pendamping ikut mbantuin. Setelah dijemur, mereka "mopoki" untuk menutup warna. Karena tidak hanya menggunakan satu warna.
Kalo yang ini mbak pendamping sedang mendampingi anak-anak untuk "mopoki".
Selesai dipopoki, dijemur kembali. Sembari menunggu kering. Mereka pada minta narsis-narsisan di taman depan ruang workshop. Wowww serrruuu yah? anak kecil selalu tidak pernah merasa lelah.
Setelah kering, mereka memasukkannya pada air sabun yang sudah disiapkan pemandu, sebelum melakukan pewarnaan (istilanya : nyelup)
Cungkring Melayang
Selesai mengambil gambar mereka, akhirnya narsis juga adikku, inilah hasil jepretanku. hehehe...
Di ruang Workshop, adikku juga ikut narsis. hmmm... pengen nge"cap" tapi dicuekin sama pemandunya. hihihi. kasihannn...
Asyik-asyiknya narsis, Mas Pemandu yang tadi mengantar masuk museum muncul. Ternyata mengantar rombongan lain. Maklum lah, cuma sebentar kami minta diantar. Ngobrol sebentar, dasar tukang jeprat-jepret, difoto juga nih.
Ini dia, aktivitas mereka sedang nyelup, setelah itu mereka melakukan proses "lorot" untuk menghilangkan lilin/malam yang masih menempel di kain. Bisa dikatakan ini proses 'hampir' finishing.
Tahu ruang workshop sudah mulai sepi, tancep deh aku dan adikku membatik.
Lihat ni, adikku yang sedang 'njaplak' serius banget

Setelah dijaplak, mulailah 'nyanting' tetap serius

Aku kebagian di foto juga. Pas lagi ada yang telepon, pas dijepret. Hmmm...

Akhirnya aku ada temannya buat nyating. Buguru yang pake Kaos Ungu dan Mbak Pemandu

Nah kan? gantian tak jepret yang lagi serius membatik
Tak terasa, matahari semakin meninggi. Selesai 'nyanting, kami pamit pulang. Liburan yang seru. Buat yang belum pernah ke Museum Batik Pekalongan, datang saja ke Kota Pekalongan. Akan ada rasa berbeda berkunjung di Museum Batik Pekalongan. #marikemuseum (ZZ)

- Copyright © Catatan Zilian Zahra -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -