Posted by : Zilian Zahra Rabu, 12 Juni 2013

Hai! ini Sabtu malam bukan? Apakah kau mengingatnya?
Ketika kau genggam tanganku, seolah tak ingin ku pergi jauh darimu.
Wajahmu berseri, ketika aku batal untuk pergi malam itu.
Kau juga memelukku malam itu.
Disaksikan bulan yang malu-malu, juga sofa hitam di depan kamarku.
Dudukmu tak berjarak denganku.
Hey, kita menghabiskan malam bersama.
Argh! aku pikir ini hanya lelucon kita.
Yang diam-diam menjadi sebuah rasa yang nyata.
Katamu kau sayang aku, kau cium keningku sebagai bukti.
Lalu kau katakan "jika aku mencium bibirmu, itu baru nafsu".
Tak ragu, kau lelaki pandai berkata. Aku suka rayumu.
Berapa kali kau luncurkan ciumanmu ke mukaku, kecuali bibir.
Namun aku berhasil berkilah. Hahaha!
Kenapa kau tak henti-hentinya mencari celah untuk dapat menciumku?
Memelukku juga berbicara tentang kita.
Aku suka kau,
Kau lelaki normal. Aku tidak akan melarangmu berbuat sesuatu
yang kau anggap itu bukti sayangmu padaku.
Tapi aku heran, bukankah kita tidak pernah dekat?
Akupun tidak pernah menunjukkan gaya erotisku di depanmu.

Ah kau lelaki aneh!
Kau baru mengenalku, itupun di sela-sela istirahatmu.
Mengapa kau bisa berkata sayang kepadaku?
Apa kau pikir aku pelacur? Sehingga dengan dalih tanpa nafsu kau menjamahku.
Argh... kadang emosiku tidak terkontrol begini.
Tidak! aku yakin kau tulus. Lewat rasa yang pertama.
Upz... kau juga bilang aku wanita aneh.
Mudah tidur dimanapun, tempat terbuka sekalipun.

- Copyright © Catatan Zilian Zahra -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -