Posted by : Zilian Zahra Rabu, 05 Juni 2013

Disela-sela banyaknya aktivitas, sebenarnya hari ini aku bisa mengajak teman-teman Dewan Kerja untuk mengadakan kegiatan. Tapi aku juga butuh penyegaran. Ya harus kusadari, aku belum jadi manusia hebat. Meninggalkan pesan pada Nadiya dan Arga untuk mempersiapkan diri lomba KKR, aku mampir bengkel mbenerin lampu motor yang mati. Ganti ciprok lah satu-satunya jalan. Duit di dompet seadanya yang penting niat "Bismillah" aku pengen penyegaran. Selesai semua itu, melewati jalan yang kadang ketemu dengan yang halus, ketemu dengan yang terjal dan ketemu juga dengan jalan yang sedang dibenerin. Jadi lumayan ketemu jalan macet.

Aku tidak sendiri, 'si merah' menemaniku. Rabu, 5 Juni 2013. Perjalanan yang membuatku merenung. Aspal yang rusak ringan hingga parah, kenapa tidak diperbaiki sejak ringan? menunggu parah dulu? yang sedang malahan hanya ditutup ala kadarnya. Salah satu yang membuat aku merenung adalah kenapa harus nunggu parah dulu baru diperbaiki? Aku ingat pesan dari ex. Kepala Sekolah SD Sapuro 2, Ibu Siti Suhariyah, S.Pd. "Kalau ada kerusakan sedikit dengan bangunan ini, segera perbaiki. Jangan menunggu sampai parah." Beliau menggunakan prinsip agar bangunan dapat digunakan dalam jangka waktu lama, seperti orang jaman dulu, berpikir bahwa kebaikan harus diwariskan, bangunan rumah sendiri harus bisa bertahan sampai anak cucu. Oleh karena bahan baku sekarang tidak seperti bahan baku yang dulu, jadi untuk menjaga keawetannya dengan perawatan yang rutin dan baik. Namun kenyataan, hal ini tidak berlaku untuk jalan umum.

Selanjutnya, aku merenungi daerah-daerah yang aku lewati, banyak daerah wisata dan masyarakatnya (mungkin) kreatif untuk membuat berbagai inovasi. Seperti Desa Wisata Owabong. Walau bagiku hanya sederhana, tapi memunculkan ciri khas daerah adalah indah, apalagi ketemu dengan tugu nanas... sepertinya masyarakat sekitar bersungguh-sungguh dalam bertani dan menghasilkan.

ooohhh.... indahnya alam di pedesaan...
Rasanya jika jalannya lurus pengen lepas setang dan tangan aku lapangkan, biar bisa triak puas. Tapi nggak mungkin. Jalan penghubung antara jalur utara dan jalur selatan ini sekarang rame.
Sambil tengok kanan-kiri lihat petunjuk jalan, sampailah aku di wilayah Bobotsari. Aku belum menghubungi Mbak Yanu. Karena ni perut udah pada demo, mampirlah di Warung Mie Bakso yang tampak menggiurkan (sindrom suka Bakso). Disana Baksonya unik, isinya urat campur telur puyuh, tapi nggak mengganggu kedua rasa itu. Walaupun pake mie keriting tapi rasanya tetep enak, puas lah pokoknya.
"This is it" kaya cheff cantik di tipi itu... urat dan telur puyuh gabung jadi satu tapi rasanya tetap maknyusss...
Sembari sms mbak Yanu, ternyata dia sudah berada di tempat simulasi latihan. Emang niatnya aku pengen lihat pemaksimalan latihan di Purbalingga. hehe... Aku dikasih petunjuk arah Dinas Perikanan, tapi nggak nemu. Sampai di tugu knalpot terus ke kanan, sampai di depan pegadaian aku berhenti. Telpon Mbak Yanu, ternyata aku kejauhan. Aku balik lagi, ternyata aku kebablasan salah jalan lagi. Then, Mbak Yanu jemput aku di tugu knalpot. Sampailah di sekolah yang berada di dalam komplek yang luas dan aku mencium hawa indah disana.
SMP Istiqomah Sambas tujuannya. Sekolah yang bernuansa Islam namun tetap nasionalis. Perempuan terpisah dengan laki-laki. Tapi demi prestasi dalam kegiatan ini, walau pisah mereka tetap ada kerjasama.

Mba Yanu mengajak anak-anak dari SMK 2 Purbalingga, aku sangat senang melihat pembina PMR karena sangat menerima dan terbuka untuk belajar bersama walau tanpa surat resmi.
Bangunan ini aku foto dari depan SMP Istiqomah Sambas. Sekolah kompleks yang lahir tahun 2005 dan melonjak prestasinya menjadi SMP Favorit di Pbg no. 3. beruntung sekali aku bisa menginjakkan sekolah yang sarat prestasi ini.

Beberapa aktivitas yang sempat aku abadikan. Kegiatan simulasi kepemimpinan.

Ini yang aku suka, simulasi PRS. "cita-cita" menjadi tema yang diambil Gyna dan Azizah. Mereka berdua kompak dan keren. aku salut sama mereka berdua. Ngomong plek sama di buku. Amazing dah ni anak spesial. Jempol buat kalian.
Waktu Ashar datang, mereka yang tidak berkegiatan spontan untuk mengambil air wudlu dan sholat, kemudian disusul yang lain hingga acara ditunda sebentar untuk sholat bersama. Semuanya dijamu tuan rumah dengan istimewa.

Jam 17.00 kegiatan diakhiri. Antara SMP Istiqomah Sambas dan SMK 2 Purbalingga telah terjalin keakraban, walaupun dalam Jumbara Purbalingga mereka punya tujuan berbeda, mereka tetap menjaga sportifitas.

Pulang dari SMP IS, aku diajak Mbak Yanu ke Basecamp Gerindra, kemudian aku diantar ke Markas PMI Kab. Purbalingga. Wewww... rame,, ketemu komandan KSR PMI Kab. Purbalingga juga.
"Kalo mampir ke Purbalingga belum afdhol kalo nggak mampir di 'ngupi-ngupi" kata Komandan. Ternyata cafe milik salah satu anggota KSR, namanya Mas Lantip.
Inilah suguhannya, satu setengah mie jadi semangkuk. Sambutan yang istimewa tapi bener-bener gila deh. porsi besar. Ternyata selain aku, tamu malahan disuguh 2 Mangkuk. xixixi
Demikian perjalananku Hari Rabu sampai ke Purbalingga. Persahabatan memang indah, tak dapat dilukiskan satu persatu rasa yang terlukis dalam indahnya bersama teman-teman PMI. Just Touring, always Happy..... (zz)

- Copyright © Catatan Zilian Zahra -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -