Posted by : Zilian Zahra Jumat, 06 April 2012



... sahabat itu, tidak hanya sebatas suka dan duka
Ataupun ketika ditemui susah dan senang
Namun sahabat adalah yang mampu
menutup kelemahan menjadi sempurna bersama
***

Kutemuinya bersarang dalam lembah yang indah dan berwarna. Anggun dan memesona seelok merak kayangan. Mereka mengajakku menari di dalamnya. Argh, tarian yang selama ini aku idamkan. Menawarkan kejujuran dan kekeluargaan yang sempurna, walau tanpa kata “Ayah” dan “Ibu”.


Sahabat Musafir Pena (SMP) mengijinkanku masuk dalam cakrawala purnama perkasa, dihiasi bintang gemintang yang bertabur jiwa. Warna-warni dari berbagai suku bangsa, membaur menjadi Bhineka Tunggal Ika dalam kata. Suku kita, bersatu didalamnya. Bahasa kita, disatukan dalam Bahasa Indonesia.

Lembah ini mendekatkanku, mendekatkan dari yang jauh dan semakin mengeratkan yang telah dekat. Tanpa kenal Kak Langga, aku tak pernah menemui keakraban ini. Tanpa sambutan Ali, aku tak akan pernah merasakan arti memberi. Tanpa kerelaan Abu, aku tak akan pernah tahu lembah indah itu penuh ilmu.

Ya! Aku masih ingat kata-kata “Wong Pekalongan, aman” aku pikir apakah ini grup mafia atau grup pembunuh bayaran yang memang sengaja dibuat. Sambutan hangat dari Kang Ali ini yang masih terngiang, 20 Februari 2012 lalu. Beberapa juga ikut menyambutku, seperti Mpit, Eva, dan beberapa aku lupa. Hari demi hari aku ikuti alur, baru kutemui grup kepenulisan yang selalu rame.

Sebenarnya semangat menulisku terbungkam, dunia ini jauh dari kehidupan orang-orang disekelilingku. Mengenal para penulis muda, membuatku iri untuk melahirkan karya. “Argh mengapa tidak dari dulu aku kenal menulis” pikirku dengan bangga bisa bergabung. Nyaliku semakin terpacu ketika event “Memory in Love 2012” ini memacuku bangkit menulis kenangan-kenanganku. Mungkin aku bisa belajar menulis dari apa yang aku alami.

Hari demi hari kulewati, rinduku membuka jejaring sosial yang bernama “facebook” ini karena rindu diskusi-diskusi dari grup SMP. Betapa tidak, niat awalku terkoyak, dari yang hanya agar bisa ikut serta dalam event menjadi bagaimana aku bisa ikut serta menerima dan memberi ilmu kepenulisan yang aku pernah dapatkan sebelumnya. Walaupun tidak seberapa ilmunya, bagiku berbagi itu lebih indah.

Sorak-sorak hingga pernah disangka seperti orang gila ketika banyak ilmu kepenulisan yang kudapatkan melalui diskusi-diskusi ringan yang disuguhkan admin grup tersebut. Ya, diskusi yang bervariasi setiap hari dan tidak menjenuhkan karena disela-sela komentar terselip tawa canda baik dari admin maupun dari anggota grup. Inilah yang kuanggap sebagai tarian terindah yang pernah kutemui.

Sempat terbesit pengandaian dalam diriku, sungguh menyenangkan ketika grup ini bukan menjadi pembatas untuk kita dapat bertemu di dunia nyata walau hanya sebatas anggota yang sedaerah. Tak bisa dibayangkan jika Kang Ali dan Any bertemu, kondisi yang berbeda akan ditemui daripada di dunia nyata. Mereka berdua seperti adik dengan kakak yang sedang berebut mainan. Hahaha..

Kini, jiwaku terasa dekat dengan mereka. Kuberharap kedekatan ini adalah manfaat untuk kita semua dan dihitung sebagai amal baik serta sarana untuk lebih mendekatkan diri dengan Tuhan.

Masih ada benak dalam tanya, siapakah Musafir Pena itu? Apakah hanya Kak Langga? Ataukah? Belum sempat terjawab namun keakraban ini melalaikannya. Hidup di grup ini juga seperti pelipur dari duka dan laranya menjalani hidup.


Maafkan aku, Sahabat. Jika setiap sudut kebersamaan kita ternoda dengan hadirku yang tidak sempurna. Akupun membuka diri, menerima segala kritikan dan saran yang membangun agar kita senantiasa bisa belajar bersama dengan sempurna disini.

- Copyright © Catatan Zilian Zahra -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -