Posted by : Zilian Zahra Senin, 02 April 2012

Tak ada sangkaan, tak ada dugaan dariku. Aku mengatainya sebagai sebuah pintu dimana aku diijinkan masuk dan dianggap sebagai keluarga di rumah itu. “Sahabat Musafir Pena (SMP)” Grup yang dibuat di jejaring sosial pada dunia maya ini mampu menggugah hati dan membuka mataku untuk melihat betapa bodoh dan terbelakangnya aku.
Musafir Pena Bin Langga! Sebuah nama yang membuatku agak kaget ketika dia menambahkan aku sebagai teman, 2011 lalu. Dia lah yang memperkenalkanku dengan grup yang penuh kehangatan ini. Ya, tidak pernah ada interaksi lebih di fesbuk pribadi kita, dan ketika aku sudah mengenal SMP, tidak banyak pula ia berinteraksi denganku.
Kak Langga sempat mengejutkan aku ketika undangan pengumuman kukoment dengan kata “maaf, terpaksa aku hadir”. Tidak lama dia langsung meresponku, tidak hanya memberi jempol “coret, wkwkwkwkwk”. Baru kali itu aku mendapatkan respon bercanda dari dia. Ah, tapi lupakanlah, intinya aku tidak mau berpanjang lebar menceritakan hal itu.
Di Grup SMP, aku menemukan nafas baru. Kekeluargaan yang kudapat di dunia maya membuatku merasa tidak sendiri. Ada teman-teman yang super heboh di dalamnya. Tempat penghilang kepenatan ketika seharian harus bergelut dengan yang tak pasti. Aku mendapatkan teman baru yang super hebat dalam menulis. Aku kalah jauh dengan mereka yang lebih muda. Tapi, aku tetap ingin belajar dengan mereka.
Event Memory In Love 2012 semakin mendekatkanku dengan mereka, ada rasa berbeda yang hadir ketika mereka merasa kecewa dengan naskah yang “mungkin” tidak lolos. Namun bagiku itu semua proses. Jadi lolos atau tidaknya aku tetap harus belajar. Tidak hanya itu, komunikasi yang terjalin dengan sesama anggota SMP adalah sebuah jalan menuju harapan dan cita-citaku untuk bisa menulis.
Sebenarnya hal berat jika aku harus kembali mengingat kisah cintaku yang baru saja kukubur. Dengan terpaksa, aku menggali dengan segenap tenaga dan mengejar dateline karena aku ingin berpartisipasi di dalamnya.
Proses ini lumayan membuatku harus bekerja keras dengan apa yang akan aku tulis. Walaupun baru saja aku bisa meninggalkan nisannya namun aku berusaha untuk kembali ke nisannya bahkan aku harus mengorek yang ada di dalamnya untuk mengenang kembali masa-masa indah itu.
Hanya cerita cinta itu yang mampu kutulis, dengan terbata-bata dan masih banyak edit sana dan edit sini akhirnya karya yang belum sempurna aku kirim. Tetap dengan niatan awal “berpartisipasi”. Aku sadari tulisanku masih banyak yang perlu mendapatkan perhatian dan kerja keras.
Selesai dateline, aku kembali mengubur kisah itu dan dengan nisan yang tak pernah akan membuatku ingat bahwa aku pernah menguburnya disini. Mengapa begitu? Di grup SMP lebih indah dengan persaudaraan dan kekeluargaan yang mengawali hidup baruku di dunia kepenulisan.
Aku tidak akan merasa minder karena usia, aku tidak akan pernah menyerah untuk menulis karena yang kubutuhkan adalah kritikan yang membangun agar karyaku bisa diterima oleh semua kalangan. Walaupun aku tidak punya riwayat menulis (keluarga atau siapapun), aku ingin belajar menulis.
Karena berbeda, banyak alasan untuk tetap nongkrongin grup ini walaupun di event MIL 2012 aku belum berhasil. Semua adalah proses tergantung bagaimana kita menyikapinya. “Grup SMP adalah grup kepenulisan yang kutemui pertama kali dengan konsep lomba yang transparan dan juri yang objektif”.
Sertifikat ikut serta event

- Copyright © Catatan Zilian Zahra -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -