Posted by : Zilian Zahra Selasa, 09 April 2013


Sambiroto, 9 April 2013. Karantina hari kedua. Peserta telah siap di lapangan pukul 05.00 wib untuk melaksanakan senam pagi. Dengan instruktur dari perwakilan peserta, senam pagi dilakukan bersama di depan gedung Diklat PMI Provinsi Jawa Tengah. Sebagai pelopor semangat, dr. Bimo masih menjadi penyemangat di hari kedua ini. Bahkan ada peserta yang siap menjadi instruktur poco-poco untuk mengisi waktu senam.

Selesai senam, peserta diajak untuk latihan defile. Defile ditata sesuai dengan rencana semalam. Barisan pertama memerankan Prabu Kresna dan istrinya, Dewi Jembawati. Barisan kedua seorang peserta memerankan Bapak Henry Dunant, Barisan ketiga lima orang putri yang menggunakan kostum Batik carnival. Barisan keempat memerankan sebagai topeng ireng sejumlah 4 orang peserta. Barisan kelima, empat orang membawa bendera panji-panji. Barisan keenam terdapat enam orang peserta yang memainkan alat musik sebagai pengiring. Sisa dari sejumlah total 45 peserta yang tidak mempunyai peran menggunakan seragam relawan resmi dengan memakai identitas batik di pinggangnya.

Meskipun semua masih belum menggunakan kostum atau alat, peserta semangat dan antusias untuk latihan defile. “Dalam defile ini, menampilkan ciri khas Jawa Tengah. Tidak hanya menggunakan pakaian resmi saja. Hal ini dimaksudkan agar Kontingen Jawa Tengah menjadi pusat perhatian dari Kontingen lain” harapan dari pencetus, dr. Bimo di tengah candanya yang tetap terlihat serius.

Selesai sarapan, Mas Huda (biasa disapa juga dengan Mas Hoek) mengawali masuk ruangan dengan permainan kecil. Dua permainan kecil: (1) mengganti urutan tempat duduk sesuai dengan tanggal dan bulan lahir; (2) apa yang diucapkan dipegang. Permainan ini dilakukan dengan mengikuti perintah dari Mas Huda untuk memegang apa yang dia ucapkan di sekitar wajah kemudian merubahnya sesuai dengan instruksi. Hasil yang diharapkan, peserta mampu berkomunikasi dengan baik dengan peserta lain, disiplin, rela, tidak egois, melatih konsentrasi, koordinasi dan ingatan yang muaranya adalah untuk merubah kebiasaan agar dalam kegiatannya nanti peserta dapat berinteraksi baik dengan yang lain salam satu kontingen.
“Jangan lupa jam harus disamakan dengan ruangan dan membiasakan diri memakai tanda pengenal” Pesan yang harus diingat oleh peserta dari Mas Huda selaku panitia bagian kedisiplinan.

Pagi ini ada 5 peserta yang terlambat, sebelum dipersilahkan duduk mereka bersama diwajibkan untuk menyanyi di depan. Setelah semua duduk, Mas Edi tampil dengan mebagikan kertas kosong untuk diisi dengan beberapa jawaban dari pertanyaan yang disampaikan Mas Edi. Kemudian dibagi menjadi 6 kelompok untuk didiskusikan. Semangat peserta semakin tampak ketika hasil diskusi disampaikan di depan, pertanyaan seputar kepalangmerahan mendapat respon dari seluruh peserta.

Selesai melaksanakan semua itu, waktunya panitia mengumumkan pembagian kegiatan. Setelah terbagi, peserta menuju ke masing-masing pendamping untuk mengikuti pendalaman materi. (ZZ)

- Copyright © Catatan Zilian Zahra -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -